Kelas : XI - TKJ 2
Absen: 22
Kabel FTTH
Kabel fiber optik memiliki beberapa jenis yang digunakan untuk berbagai keperluan, terutama dalam bidang telekomunikasi dan jaringan komputer. Berikut adalah jenis-jenis utama kabel fiber optik:
1. Berdasarkan Mode Transmisi:
- Single Mode (SMF):
- Memiliki inti yang sangat kecil, sekitar 8-10 mikrometer.
- Hanya mengirim satu mode cahaya, memungkinkan transmisi data jarak jauh dengan sedikit kehilangan sinyal.
- Digunakan untuk jaringan jarak jauh, seperti dalam backbone internet.
- Multi Mode (MMF):
- Memiliki inti yang lebih besar, sekitar 50-62.5 mikrometer.
- Mampu mengirimkan banyak mode cahaya sekaligus, namun jarak transmisi lebih pendek dibandingkan single mode.
- Digunakan untuk jaringan jarak pendek seperti dalam gedung atau kampus.
2. Berdasarkan Struktur Kabel:
- Tight Buffered Cable:
- Setiap serat optik dilapisi dengan lapisan pelindung yang ketat.
- Umumnya digunakan untuk instalasi dalam ruangan.
- Loose Tube Cable:
- Serat optik ditempatkan dalam tabung yang longgar, memungkinkan ekspansi dan kontraksi tanpa menimbulkan tekanan pada serat.
- Cocok untuk instalasi luar ruangan karena tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem.
3. Berdasarkan Jumlah Serat:
- Simplex Cable:
- Hanya memiliki satu serat optik, digunakan untuk transmisi satu arah.
- Duplex Cable:
- Memiliki dua serat optik, biasanya digunakan untuk transmisi dua arah, seperti dalam aplikasi Ethernet.
- Ribbon Cable:
- Memiliki banyak serat yang dikelompokkan menjadi pita, memungkinkan transmisi data dengan kapasitas tinggi.
- Sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kapasitas transmisi yang besar, seperti pusat data.
4. Berdasarkan Pelindung:
- Armored Cable:
- Memiliki lapisan pelindung tambahan seperti baja untuk perlindungan terhadap kerusakan fisik.
- Digunakan dalam instalasi di lingkungan yang berisiko tinggi terhadap kerusakan fisik.
-Non-Armored Cable:
- Tidak memiliki pelindung fisik tambahan, lebih ringan dan fleksibel, umumnya digunakan di lingkungan yang aman.
Pemilihan jenis kabel fiber optik tergantung pada kebutuhan spesifik, seperti jarak transmisi, kecepatan data, dan kondisi lingkungan instalasi.
Struktur kabel fiber optik terdiri dari beberapa lapisan yang dirancang untuk melindungi serat optik dan memastikan kinerja optimal. Berikut adalah komponen utama dari struktur kabel fiber optik:
1. Core (Inti)
- Material: Biasanya terbuat dari kaca murni atau plastik dengan indeks bias yang tinggi.
- Fungsi: Inti adalah bagian pusat dari kabel fiber optik yang membawa sinyal cahaya. Untuk kabel single mode, diameter intinya sekitar 8-10 mikrometer, sedangkan untuk kabel multi mode, diameter intinya sekitar 50-62,5 mikrometer.
2. Cladding (Selubung)
- Material:Terbuat dari kaca atau plastik dengan indeks bias lebih rendah dari inti.
- Fungsi: Cladding mengelilingi inti dan memantulkan cahaya kembali ke inti, memungkinkan cahaya untuk terus mengalir melalui kabel tanpa keluar.
3. Buffer Coating (Lapisan Pelindung Primer)**
- Material: Lapisan plastik fleksibel, biasanya terbuat dari bahan seperti akrilat.
- Fungsi: Buffer coating melindungi serat optik dari kelembaban, kerusakan fisik, dan stress mekanik. Tersedia dalam dua jenis:
- Tight Buffer: Serat optik dilapisi langsung dengan lapisan pelindung.
- Loose Tube: Serat optik ditempatkan dalam tabung yang longgar, memberikan ruang untuk ekspansi dan kontraksi.
4. Strengthening Elements (Elemen Penguat)
- Material: Biasanya berupa benang aramid (seperti Kevlar), fiberglass, atau material penguat lainnya.
- Fungsi: Elemen ini memberikan kekuatan tarik pada kabel, melindungi serat optik dari kerusakan selama penarikan dan pemasangan.
5. Outer Jacket (Selubung Luar)
- Material: Lapisan luar kabel terbuat dari bahan seperti PVC, polyethylene, atau bahan tahan api lainnya.
- Fungsi: Outer jacket melindungi seluruh struktur kabel dari kondisi lingkungan seperti air, panas, abrasi, dan kerusakan fisik lainnya.
6. Optional Components (Komponen Tambahan)
- Armoring: Pada kabel berpelindung (armored cable), terdapat lapisan pelindung tambahan, biasanya terbuat dari baja, untuk melindungi dari kerusakan fisik berat seperti hewan pengerat atau peralatan konstruksi.
- Water Blocking Material: Digunakan pada kabel yang dirancang untuk penggunaan di bawah tanah atau lingkungan basah, untuk mencegah penetrasi air.
7. Ripcord
- Material: Benang kecil yang ditempatkan di bawah outer jacket.
- Fungsi: Memudahkan dalam membuka selubung luar kabel tanpa merusak serat optik di dalamnya.
8. Central Strength Member
- Material: Bisa berupa bahan non-logam seperti fiberglass atau logam yang berada di pusat kabel.
- Fungsi: Memberikan stabilitas tambahan dan mengurangi tegangan pada serat optik di dalam kabel.
Struktur ini memastikan bahwa serat optik yang rapuh dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan dan aplikasi, baik itu untuk instalasi dalam ruangan maupun luar ruangan.
Pemasangan kabel fiber optik memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kinerja optimal dan mencegah kerusakan pada serat. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pemasangan kabel fiber optik:
1. Perencanaan
- Survey Lokasi: Lakukan survei lokasi untuk menentukan jalur pemasangan, mengidentifikasi potensi hambatan, dan menentukan panjang kabel yang diperlukan.
- Pilih Jenis Kabel: Pilih jenis kabel fiber optik yang sesuai dengan kebutuhan, seperti single mode atau multi mode, serta jenis pelindung yang diperlukan (armored atau non-armored).
2. Persiapan
- Persiapkan Alat dan Bahan: Pastikan semua alat yang diperlukan seperti stripper, cleaver, splicer, tester, serta bahan seperti pigtail, konektor, dan patch panel siap digunakan.
- Pengukuran Panjang Kabel: Ukur panjang kabel yang diperlukan dan tambahkan sedikit ekstra untuk memastikan cukup kabel tersedia untuk koneksi dan penyesuaian.
3. Penarikan Kabel
- Penarikan Kabel: Tarik kabel secara hati-hati melalui conduit atau duct yang telah disiapkan. Pastikan untuk menghindari tikungan tajam atau tekanan berlebihan yang dapat merusak serat optik.
- Pastikan Kabel Aman: Amankan kabel dengan kabel ties atau alat lain yang sesuai untuk mencegah pergeseran atau kerusakan selama penarikan.
4. Persiapan Konektor
- Pengupasan Kabel: Gunakan alat khusus untuk mengupas lapisan luar kabel, buffer, dan coating serat optik hingga serat kaca terbuka.
- Cleaving Serat: Potong serat optik dengan cleaver untuk mendapatkan ujung serat yang rata dan bersih.
- Splicing atau Termination:
- Fusion Splicing: Menggabungkan dua serat optik dengan melelehkannya bersama-sama menggunakan alat fusion splicer.
- Mechanical Splicing: Menggunakan alat mekanik untuk menyambungkan serat optik tanpa proses pemanasan.
- Connector Termination: Pemasangan konektor pada ujung serat optik untuk menghubungkan kabel ke perangkat atau patch panel.
5. Pengujian Kabel
- Pengujian Continuity: Gunakan Visual Fault Locator (VFL) atau Optical Power Meter untuk memastikan sinyal dapat melewati kabel tanpa hambatan.
- Pengujian OTDR (Optical Time-Domain Reflectometer):** Untuk mengidentifikasi lokasi dan jenis masalah di sepanjang kabel, seperti loss atau refleksi.
6. Penataan dan Pengamanan
- Penataan Kabel di Patch Panel: Amankan kabel di patch panel dan atur rapi untuk memudahkan identifikasi dan pemeliharaan.
- Labeling: Labeli setiap ujung kabel dan konektor untuk identifikasi yang mudah.
7. Dokumentasi
- Catat Semua Detail: Simpan dokumentasi tentang jalur kabel, pengukuran sinyal, dan hasil pengujian untuk referensi di masa mendatang.
8. Pemeliharaan
- Rutin Pemeliharaan: Lakukan pemeliharaan secara berkala untuk memastikan kabel dan koneksi tetap dalam kondisi baik, termasuk pemeriksaan fisik dan pengujian sinyal.
Pemasangan fiber optik memerlukan ketelitian dan keahlian khusus, terutama pada bagian penyambungan dan pengujian. Pelatihan dan peralatan yang tepat sangat penting untuk memastikan instalasi yang berhasil.
Fiber optik yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi dapat dipasang baik di dalam tanah (ditanam) maupun di udara. Pemilihan jenis fiber optik yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja yang optimal dan daya tahan terhadap kondisi lingkungan. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis fiber optik yang cocok untuk ditanam di dalam tanah dan dipasang di udara:
Fiber Optik yang Ditujukan untuk Penggunaan Di Dalam Tanah (Underground Fiber Optic Cable):
1. Armored Fiber Optic Cable:
- Struktur: Kabel ini memiliki lapisan pelindung logam, biasanya baja atau aluminium, yang melindungi serat optik dari kerusakan fisik seperti gigitan hewan pengerat atau tekanan dari tanah.
- Fungsi: Sangat cocok untuk instalasi di bawah tanah atau di lingkungan yang berisiko tinggi terhadap kerusakan fisik.
- Penggunaan: Kabel jenis ini sering digunakan dalam instalasi langsung di dalam tanah tanpa perlu perlindungan tambahan seperti pipa atau duct.
2. Loose Tube Fiber Optic Cable:
- Struktur: Serat optik dalam kabel ini ditempatkan dalam tabung yang longgar yang diisi dengan gel atau material water-blocking untuk melindungi dari kelembaban dan air.
- Fungsi: Cocok untuk instalasi di bawah tanah karena mampu menahan ekspansi dan kontraksi akibat perubahan suhu tanpa merusak serat optik.
- Penggunaan: Biasanya digunakan dalam duct atau pipa di bawah tanah untuk melindungi kabel dari air dan kerusakan fisik.
3. Direct Buried Cable:
- Struktur: Kabel yang dirancang khusus untuk dipasang langsung di bawah tanah tanpa perlindungan tambahan. Biasanya memiliki lapisan pelindung yang sangat kuat.
- Fungsi: Mengurangi kebutuhan akan pipa atau conduit, sehingga dapat menghemat biaya instalasi.
- Penggunaan: Digunakan dalam proyek-proyek besar seperti jalur telekomunikasi antar kota.
Fiber Optik yang Ditujukan untuk Penggunaan Di Udara (Aerial Fiber Optic Cable):
1. ADSS (All-Dielectric Self-Supporting) Fiber Optic Cable:
- Struktur: Kabel ini tidak memiliki komponen logam, sehingga ringan dan tidak menghantarkan listrik. Didesain untuk menopang dirinya sendiri tanpa memerlukan kabel tambahan untuk penyangga.
- Fungsi: Dapat dipasang di sepanjang tiang utilitas atau struktur lain tanpa risiko gangguan elektromagnetik.
- Penggunaan: Ideal untuk instalasi di udara, terutama di area yang sudah memiliki infrastruktur tiang listrik atau utilitas.
2. Figure-8 Aerial Cable:
- Struktur: Memiliki bagian kabel optik dan kabel baja penyangga yang disatukan dalam bentuk angka delapan (figure-8), membuatnya kuat dan mudah dipasang di udara.
- Fungsi: Memberikan kekuatan tambahan untuk menopang berat kabel dan menahan tekanan angin serta beban salju.
- Penggunaan: Digunakan dalam instalasi di udara, terutama di sepanjang jalur tiang utilitas atau listrik.
3. Messenger-Supported Aerial Cable:
- Struktur: Kabel optik ini dipasang bersama dengan kabel messenger (biasanya kabel baja) yang memberikan dukungan mekanis. Kabel optik dililitkan atau dijepit pada kabel messenger.
- Fungsi:Memungkinkan kabel untuk dipasang dengan kuat di antara tiang-tiang pada jarak yang panjang.
- Penggunaan: Cocok untuk instalasi di area dengan jarak antar tiang yang cukup jauh atau di lingkungan dengan kondisi cuaca ekstrem.
Perbedaan Utama:
- Kabel untuk di Tanah: Biasanya memiliki perlindungan lebih besar terhadap air dan kerusakan fisik serta didesain untuk tahan terhadap kondisi bawah tanah.
- Kabel untuk di Udara: Didukung oleh struktur yang memungkinkan mereka untuk dipasang di atas tiang atau struktur lainnya tanpa tambahan dukungan, dan biasanya dirancang untuk tahan terhadap beban angin dan cuaca ekstrem.
Pemilihan kabel yang tepat disesuaikan dengan kondisi lingkungan instalasi dan kebutuhan teknis dari proyek jaringan fiber optik tersebut.

0 komentar:
Posting Komentar